Kamu adalah tokoh utama
Pada setiap bait yg kusebut dengan Kau, Dia dan sebagainya
Kamu memegang peranan penting
Pada setiap imajinasi yg ku tuang
Setiap emosi yg ku luapkan
Kamu yg memaksaku
Menggambarkan perasaan rindu, marah, kecewa, bahkan juga cinta
Pada setiap goresan yg sejujurnya ku ingin kamu pahami
Dan tentu saja masih kamu
Seseorang dalam puisi yg bahkan baru saja ku akhiri ini
Kamis, 27 Desember 2012
Terjebak Rindu
Ada sesuatu yg mengganjal hatiku
Juga sangat menyesakkan dada
Ini mungkin bukan sejenis asma
Hanya rasanya sama
Sungguh menyiksa
Aku terjebak di satu posisi
Mereka sebut ini rindu
Perasaan yg tak pernah ku damba hadirnya
Bagaimana tidak ?
Semakin aku berusaha mati-matian melawannya,
Rasa ini semakin menjalari pikiranku
Sungguh amat menyakitkan,
Saat rindu itu ada dan aku tak berdaya mengungkapkannya
Juga sangat menyesakkan dada
Ini mungkin bukan sejenis asma
Hanya rasanya sama
Sungguh menyiksa
Aku terjebak di satu posisi
Mereka sebut ini rindu
Perasaan yg tak pernah ku damba hadirnya
Bagaimana tidak ?
Semakin aku berusaha mati-matian melawannya,
Rasa ini semakin menjalari pikiranku
Sungguh amat menyakitkan,
Saat rindu itu ada dan aku tak berdaya mengungkapkannya
Kamis, 20 Desember 2012
Hati yg keras kepala
Logikaku berkata berhentilah
Hatiku berkata teruskanlah
Logikaku ingin membuangnya jauh dari pikiran
Hatiku ingin mempertahankannya untuk tetap tinggal
Logikaku berseru MOVE ON !
Hatiku berteriak NO, HE'S THE ONE !
Logikaku memaki STUPID !
Hatiku menjawab, mencintainya adalah pilihan bukan kebodohan
Hatiku berkata teruskanlah
Logikaku ingin membuangnya jauh dari pikiran
Hatiku ingin mempertahankannya untuk tetap tinggal
Logikaku berseru MOVE ON !
Hatiku berteriak NO, HE'S THE ONE !
Logikaku memaki STUPID !
Hatiku menjawab, mencintainya adalah pilihan bukan kebodohan
Rindu Pantai
Seperti mendengar suara ombak
Seperti berjalan di hamparan pasir putih
Seperti merasakan angin sepoi-sepoi
Seperti melihat barisan perahu nelayan
Aku menyaksikan semua nyata
Ketika memejamkan mata
Lalu lenyap begitu saja
Tersadar ini hanya ilusi
Sepaket imajinasi
Sungguh, aku hanya rindu pantai !
Seperti berjalan di hamparan pasir putih
Seperti merasakan angin sepoi-sepoi
Seperti melihat barisan perahu nelayan
Aku menyaksikan semua nyata
Ketika memejamkan mata
Lalu lenyap begitu saja
Tersadar ini hanya ilusi
Sepaket imajinasi
Sungguh, aku hanya rindu pantai !
Jumat, 14 Desember 2012
T.A.K.U.T
Takut memiliki karena takut kehilangan
Takut mendekat karena takut menjauh
Takut memulai karena takut cepat berakhir
Takut mencinta karena takut tersakiti
Tapi juga takut dia pergi
Ada surat rahasia buat kamu ..
Ada surat rahasia buat kamu
Dari aku untuk kamu
Isinya berjuta kata rindu
Rindu yang tak tersampaikan
Ada surat rahasia buat kamu
Yang jika di gambarkan,
Kertasnya berwarna merah jambu
Terhias manis oleh tulisanku
Yang di pojok kanan atas tertuju
Kepada :
Yang Terindukan. Kamu
Dimanapun kamu berada
Yang amplopnya bergambar hati lucu
Ada surat rahasia buat kamu
Yang tak pernah terkirim
Yang tak mungkin kamu terima
Yang hanya Tuhan & aku yg tahu
Yang tersimpan rapi dalam hatiku
Jika hujan itu kamu ..
Jika hujan itu kamu,
Aku adalah tanah tandus yang kering
Jika hujan itu kamu,
Aku adalah sebatang pohon yang hampir mati
Jika hujan itu kamu,
Aku yang paling bahagia menyambutmu
Aku yang bersorak hore melihatmu
Aku yang berkata hai saat kamu datang
Karna jika hujan itu kamu
Hatiku takkan kemarau lagi
Aku adalah tanah tandus yang kering
Jika hujan itu kamu,
Aku adalah sebatang pohon yang hampir mati
Jika hujan itu kamu,
Aku yang paling bahagia menyambutmu
Aku yang bersorak hore melihatmu
Aku yang berkata hai saat kamu datang
Karna jika hujan itu kamu
Hatiku takkan kemarau lagi
Minggu, 25 November 2012
"LOVE is END before BEGIN"
Aku masih terdiam dalam lamunanku, teringat sosok DION cowok
pertama yg mengenalkanku pada cinta, ya He's my first love :)
Sore itu, di taman kota ..
Aku berjalan sendirian menikmati pemandangan sekitar sambil menenteng kameraku mencari objek foto karna memang aku hobi sekali motret, kebetulan langit sore ini cerah & cahayanya bagus untuk ambil gambar
Aku mengarahkan kameraku ke suatu sudut, di sana di bawah pohon jambu kulihat sekumpulan anak kecil bermain dengan riangnya
Terpikir untuk menjadikannya objek untuk ku potret
Namun ketika akan mengambil gambar, tiba-tiba ..
"BRUK !!"
aku jatuh terpeleset :'(
"Kamu gak apa-apa ?" datang seorang cowok menghampiriku, mengulurkan tangannya ke arahku
Lalu ku raih tangannya karna memang aku butuh bantuan untuk berdiri
"makasi", kataku
"sama-sama, aku Dion !" dia memperkenalkan diri & mengulurkan tangannya lagi sambil senyum manis ke arahku
aku terpesona dengan wajah manisnya
"mita", menjabat tangan & membalas senyumnya
"Dion !!", dari kejauhan seorang cowok berteriak memanggilnya, mungkin temannya pikirku
"duluan ya !"
"iya"
kemudian dia meninggalkanku
Pertemuan & perkenalan yg begitu singkat itu masih terbayang di pikiranku, bahkan aku masih ingat betul manisnya senyuman Dion yg membuatku tidak bisa tidur malam ini
oh God .. Mungkinkah ini Love at the first sight ? tanyaku dalam hati
Seminggu kemudian ku putuskan kembali ke taman kota, aku datang di hari & waktu yg sama seperti waktu ketemu Dion karna maybe aku bisa ketemu dia lagi di sana .hehe (ngarep)
Aku hampir mengelilingi taman berharap menemukan dion, tapi hasilnya nol besar
aku tidak menemukannya
mungkin emang gak jodoh kali ya !
Kecewa, lalu ku putuskan untuk pulang saja
"Mita !!"
aku mendengar ada yg memanggil namaku
aku brusaha mencari darimana asal suara itu
aku penasaran
lalu ada yg menepuk bahuku
"Hei Mit, masih inget aku ?"
oh my god, cowok itu yg ku tunggu dari tadi, iya Dion yg menyapaku
"iya, inget !" sahutku
kemudian kami saling mengobrol banyak hal
Dan ternyata kita punya banyak kesamaan
Sejak saat itu kami mulai akrab, tukeran nomor HP, smsan, telfon-telfonan, sampai jalan bareng ..
Dion juga sering sekali maen ke rumahku, saking seringnya Dion juga jadi akrab sama mamaku ..
Kata mama dion anaknya ramah & sopan jadi enak di ajak ngobrol ..
2bulan kita saling mengenal, sampai suatu hari Dion mengajakku ketemuan, tentu saja di taman kota tempat pertama kali kita bertemu
Dia bilang ada yg mau di omongin
Aku penasaran & bertanya-tanya dalam hati "Apa iya dion mau nembak aku?" haha (GE-ER) tapi aku memang deg-degan karna akhir-akhir ini Dion sangat perhatian
Tepat pukul 16.00 aku sudah di taman, karna kita memang janjian jam 4 sore
tapi aku belum melihat dion, ku putuskan untuk menunggunya saja
mungkin tak lama lagi dia datang
1 jam kemudian
aku tetap sabar menunggu
berkali-kali ku lihat jam tanganku
namun Dion tak juga datang
aku sms & telfon juga tidak ada jawaban
aku berpositif thinking, mungkin saja dia masih di jalan pikirku ..
2jam berlalu dion belum juga datang
aku masih mencoba sabar
tapi tak lama hpku berdering, mama menyuruh pulang ..
Akhirnya aku pulang dengan perasaan kecewa karna dion tidak datang menepati janjinya, dan parahnya dia membiarkanku menunggu lama :@
aku jadi badmood, gak nafsu makan & mengurung diri di kamar
aku takut terjadi apa-apa sama dion
"TING-TONG !!"
bel rumahku berbunyi
tentu saja aku segera keluar kamar & berlari menuju pintu, berniat membukanya & berharap Dion yg datang
Ku buka pintu, namun ada raut kecewa di mukaku karna yg ku lihat bukan Dion, tapi Tora sahabat dion
"Tora, Dion mana ? Kok kamu sendirian ?" tanyaku
"Mit, Dion Mit .. " berbicara dengan nada terbata-bata
"Iya, dion mana ? Aku mengulang pertanyaanku
"Dion kecelakaan, Dion meninggal mit !"
Sumpah, aku shock saat itu juga
rasanya mau pingsan
sementara air mataku menetes dengan sendirinya seperti tak percaya dengan apa yg Tora katakan
Lalu Tora memberiku sebuah boneka doremon & sekotak coklat, di dalamnya ada selembar kertas bertuliskan kata " I Love U Mita "
Tora bilang kedua benda itu yg ada di dalam tas Dion waktu kecelakaan
sepertinya dia ingin memberikannya padaku
Dion tau skali kalo aku suka doremon
Dan seketika badanku semakin melemas & akhirnya aku ambruk & benar-benar jatuh pingsan
Tora & mamaku kemudian menggotongku ke kamar
Setelah siuman, aku masi ling-lung & masih gak percaya dengan apa yg terjadi
Mama & Tora berusaha menenangkanku
Dan akhirnya aku pun memang harus menerima kenyataan pahit ini
kenyataan bahwa orang yg ku cintai telah tiada, bahkan sebelum aku sempat memilikinya
Jika kecelakaan itu tak terjadi mungkin hari ini kami sudah jadian
Tapi takdir Tuhan berkata lain
My love is end before begin
Namun aku tetap bersyukur Tuhan mempertemukan aku dengannya, walau sesaat namun begitu brarti untukku
Hari demi hari ku lalui tanpa Dion
aku tetap berusaha tegar
Malam ini saat aku mulai merindukannya, aku memimpikannya
Dion datang dengan membawa setangkai mawar putih
Dia tersenyum manis masih dengan lesung pipit di pipinya, namun wajahnya terlihat lebih berseri
Dia mengajakku berdansa melayang - layang di awan
namun ketika terbangun aku tau semua itu hanya mimpi
Aku tertegun sejenak, merenung & masih terdiam dalam lamunan panjangku
Aku mulai sadar inilah hidup, ada yg datang & pergi, setiap manusia pasti meninggal & ada yg di tinggalkan
Semua milik-Nya, semua pasti akan kembali pada-Nya
Lamunanku buyar ketika ku dengar adzan subuh berkumandang, aku segera mengambil air wudhlu & sholat
Ku titipkan Dion kepada Tuhan lewat sebuah do'a "SEMOGA DIA BAHAGIA DI SURGA, AMIN"
THE END ..
Sore itu, di taman kota ..
Aku berjalan sendirian menikmati pemandangan sekitar sambil menenteng kameraku mencari objek foto karna memang aku hobi sekali motret, kebetulan langit sore ini cerah & cahayanya bagus untuk ambil gambar
Aku mengarahkan kameraku ke suatu sudut, di sana di bawah pohon jambu kulihat sekumpulan anak kecil bermain dengan riangnya
Terpikir untuk menjadikannya objek untuk ku potret
Namun ketika akan mengambil gambar, tiba-tiba ..
"BRUK !!"
aku jatuh terpeleset :'(
"Kamu gak apa-apa ?" datang seorang cowok menghampiriku, mengulurkan tangannya ke arahku
Lalu ku raih tangannya karna memang aku butuh bantuan untuk berdiri
"makasi", kataku
"sama-sama, aku Dion !" dia memperkenalkan diri & mengulurkan tangannya lagi sambil senyum manis ke arahku
aku terpesona dengan wajah manisnya
"mita", menjabat tangan & membalas senyumnya
"Dion !!", dari kejauhan seorang cowok berteriak memanggilnya, mungkin temannya pikirku
"duluan ya !"
"iya"
kemudian dia meninggalkanku
Pertemuan & perkenalan yg begitu singkat itu masih terbayang di pikiranku, bahkan aku masih ingat betul manisnya senyuman Dion yg membuatku tidak bisa tidur malam ini
oh God .. Mungkinkah ini Love at the first sight ? tanyaku dalam hati
Seminggu kemudian ku putuskan kembali ke taman kota, aku datang di hari & waktu yg sama seperti waktu ketemu Dion karna maybe aku bisa ketemu dia lagi di sana .hehe (ngarep)
Aku hampir mengelilingi taman berharap menemukan dion, tapi hasilnya nol besar
aku tidak menemukannya
mungkin emang gak jodoh kali ya !
Kecewa, lalu ku putuskan untuk pulang saja
***
Aku berjalan menuju parkiran, tiba-tiba ..
"Mita !!"
aku mendengar ada yg memanggil namaku
aku brusaha mencari darimana asal suara itu
aku penasaran
lalu ada yg menepuk bahuku
"Hei Mit, masih inget aku ?"
oh my god, cowok itu yg ku tunggu dari tadi, iya Dion yg menyapaku
"iya, inget !" sahutku
kemudian kami saling mengobrol banyak hal
Dan ternyata kita punya banyak kesamaan
Sejak saat itu kami mulai akrab, tukeran nomor HP, smsan, telfon-telfonan, sampai jalan bareng ..
Dion juga sering sekali maen ke rumahku, saking seringnya Dion juga jadi akrab sama mamaku ..
Kata mama dion anaknya ramah & sopan jadi enak di ajak ngobrol ..
2bulan kita saling mengenal, sampai suatu hari Dion mengajakku ketemuan, tentu saja di taman kota tempat pertama kali kita bertemu
Dia bilang ada yg mau di omongin
Aku penasaran & bertanya-tanya dalam hati "Apa iya dion mau nembak aku?" haha (GE-ER) tapi aku memang deg-degan karna akhir-akhir ini Dion sangat perhatian
Tepat pukul 16.00 aku sudah di taman, karna kita memang janjian jam 4 sore
tapi aku belum melihat dion, ku putuskan untuk menunggunya saja
mungkin tak lama lagi dia datang
1 jam kemudian
aku tetap sabar menunggu
berkali-kali ku lihat jam tanganku
namun Dion tak juga datang
aku sms & telfon juga tidak ada jawaban
aku berpositif thinking, mungkin saja dia masih di jalan pikirku ..
2jam berlalu dion belum juga datang
aku masih mencoba sabar
tapi tak lama hpku berdering, mama menyuruh pulang ..
Akhirnya aku pulang dengan perasaan kecewa karna dion tidak datang menepati janjinya, dan parahnya dia membiarkanku menunggu lama :@
aku jadi badmood, gak nafsu makan & mengurung diri di kamar
***
Aku memang kecewa sama dion, namun juga ada rasa cemas kuatir
aku takut terjadi apa-apa sama dion
"TING-TONG !!"
bel rumahku berbunyi
tentu saja aku segera keluar kamar & berlari menuju pintu, berniat membukanya & berharap Dion yg datang
Ku buka pintu, namun ada raut kecewa di mukaku karna yg ku lihat bukan Dion, tapi Tora sahabat dion
"Tora, Dion mana ? Kok kamu sendirian ?" tanyaku
"Mit, Dion Mit .. " berbicara dengan nada terbata-bata
"Iya, dion mana ? Aku mengulang pertanyaanku
"Dion kecelakaan, Dion meninggal mit !"
Sumpah, aku shock saat itu juga
rasanya mau pingsan
sementara air mataku menetes dengan sendirinya seperti tak percaya dengan apa yg Tora katakan
Lalu Tora memberiku sebuah boneka doremon & sekotak coklat, di dalamnya ada selembar kertas bertuliskan kata " I Love U Mita "
Tora bilang kedua benda itu yg ada di dalam tas Dion waktu kecelakaan
sepertinya dia ingin memberikannya padaku
Dion tau skali kalo aku suka doremon
Dan seketika badanku semakin melemas & akhirnya aku ambruk & benar-benar jatuh pingsan
Tora & mamaku kemudian menggotongku ke kamar
Setelah siuman, aku masi ling-lung & masih gak percaya dengan apa yg terjadi
Mama & Tora berusaha menenangkanku
Dan akhirnya aku pun memang harus menerima kenyataan pahit ini
kenyataan bahwa orang yg ku cintai telah tiada, bahkan sebelum aku sempat memilikinya
Jika kecelakaan itu tak terjadi mungkin hari ini kami sudah jadian
Tapi takdir Tuhan berkata lain
My love is end before begin
Namun aku tetap bersyukur Tuhan mempertemukan aku dengannya, walau sesaat namun begitu brarti untukku
Hari demi hari ku lalui tanpa Dion
aku tetap berusaha tegar
Malam ini saat aku mulai merindukannya, aku memimpikannya
Dion datang dengan membawa setangkai mawar putih
Dia tersenyum manis masih dengan lesung pipit di pipinya, namun wajahnya terlihat lebih berseri
Dia mengajakku berdansa melayang - layang di awan
namun ketika terbangun aku tau semua itu hanya mimpi
Aku tertegun sejenak, merenung & masih terdiam dalam lamunan panjangku
Aku mulai sadar inilah hidup, ada yg datang & pergi, setiap manusia pasti meninggal & ada yg di tinggalkan
Semua milik-Nya, semua pasti akan kembali pada-Nya
Lamunanku buyar ketika ku dengar adzan subuh berkumandang, aku segera mengambil air wudhlu & sholat
Ku titipkan Dion kepada Tuhan lewat sebuah do'a "SEMOGA DIA BAHAGIA DI SURGA, AMIN"
THE END ..
Jumat, 02 November 2012
BLUE DECEMBER
21 Desember 2010
Ini sudah pukul 7 pagi
tapi Luna masih belum beranjak dari tempat tidurnya. Semalaman dia menunggu
telfon dari Bima (pacarnya), berharap Bima orang pertama yang memberinya ucapan
selamat karna hari ini adalah hari ulang tahunnya.
“On the night like this
there so many things I want to tell you” .handphone Luna berdering dengan nada
dering lagu favorit Luna (Mocca: On the night like this).
Spontan Luna meraba-raba
meja di samping tempat tidurnya, berusaha meraih handphonenya dan dengan
semangat sekali menekan tombol hijau karna terlihat foto Bima yang nampak di
layar. Luna masih sangat berharap Bima memberi ucapan selamat, meskipun Vika
dan Lily (sahabatnya) sudah lebih dulu mengucapkan selamat lewat sms tepat
pukul 12 malam.
“Halo”
“Halo beib, udah bangun
?” tanya Bima.
“Udah beib”
“Flashdisk aku
ketinggalan di rumah kamu ya ?”
What ? Bima nelfon cuman
buat nanyain flashdisk, harusnya kan dia ngucapin “HAPPY BIRTHDAY” dulu (gerutu
Luna dalam hati).
“Iya kayaknya sih” mulai
sewot, sambil mengingat kembali semalam Bima memang meninggalkan flashdisknya
di meja ruang tamu setelah meminta file program di laptop Luna.
“Aku lagi mau ketemu
dosen nih, mau ngumpulin tugas, kamu tolong anterin flashdisknya ya beib ! kita
ketemuan di cafe Rainbow deket kampus aku aja ya ? Aku tunggu sekarang !” Lalu
menutup telfonnya tanpa membiarkan Luna menjawab dengan satu kata pun.
Luna pun akhirnya mau
tidak mau bangkit dari tempat tidurnya, tidak mandi sekedar cuci muka karna
sepertinya Bima benar-benar butuh flashdisknya segera. Luna memang sayang
banget sama Bima meskipun mereka baru jadian 6 bulan. Meskipun Vika dan Lily
juga tidak pernah setuju mereka berdua pacaran, bukan karna kampus mereka yang
berjauhan, tapi karna sifat Bima yang seolah-olah selalu memperalat Luna.
Bahkan setiap bertengkar pun Luna yang lebih sering mengalah. Luna memang gadis
yang polos dan baru pertama kali pacaran. Luna percaya Bima adalah jodoh yang
di kirim Tuhan hanya karna pernah bertemu 3x tanpa sengaja di acara pameran
fotografi, entah darimana Luna mendengar mitos itu. Tapi Luna juga merasa cocok
sama Bima karna hobi mereka yang sama-sama suka motret, Luna slalu merasa
nyambung ngobrol sama Bima.
***
Luna sudah sampai di
seberang jalan di depan café Rainbow
Luna berangkat dengan
naik angkot karna motor Luna di pinjam Kak Farel.
Disana di depan cafe,
Luna melihat Bima melambaikan tangan
kearahnya, sepertinya Bima sudah menunggu cukup lama.
Luna tersenyum melihat
Bima dari kejauhan, dia mengira Bima menyuruhnya datang bukan sekedar untuk mengantarkan flashdisk, tapi juga
memberinya surprise sebagai hadiah ulang tahunnya. Luna memang selalu kege-eran.
Luna bersemangat sekali
berjalan menghampiri Bima, Luna menyebrangi jalan tanpa menoleh ke arah kanan
dan kiri dan tanpa di sadarinya sebuah mobil box melaju dengan kecepatan tinggi
ke arah Luna.
“BRRAAAAKK !!”
Luna terjatuh dengan berlumuran darah, semua
nampak gelap seketika dan Luna mulai tak sadarkan diri.
Melihat kejadian itu,
Bima segera berlari ke arah Luna, semua orang berkerumun mengelilingi Luna yang
tergeletak tak berdaya, seseorang lainnya menghentikan taxi yang saat itu
melintas, Bima segera mengangkat tubuh Luna, menggendongnya ke dalam taxi,
membawanya ke rumah sakit.
***
Keluarga Luna datang
setelah menerima telfon dari Bima. Dengan perasaan cemas dan khawatir mereka
menunggu di depan ruang operasi Luna. Tak lama kemudian seorang dokter keluar
dari kamar operasi Luna. Lalu mama Luna
langsung berdiri menghampirinya.
“Bagaimana keadaan anak
saya Dok ?” tanya mama Luna dengan wajah cemas.
“Kedua tulang kakinya
patah dan syaraf di kakinya mati, kemungkinan besar dia akan mengalami cacat
atau lumpuh.”
Mendengar jawaban
dokter, mama Luna langsung menangis, Kak Farel dan Kak Dinda berusaha
menenangkan mamanya.
Sementara Bima yang
mendengar dari balik dinding, yang baru saja kembali dari toilet juga langsung
down, lalu pergi begitu saja tanpa pamit.
***
Sudah sekitar 14 jam
Luna tak sadarkan diri.
Luna merasakan nyeri di
seluruh tubuhnya dan perlahan membuka matanya.
Luna mengamati
sekitarnya, di sana ada Mama, Kak Dinda, Kak Farel juga kedua sahabatnya Vika
dan Lily. Tapi Luna tak melihat Bima, iya Bima dimana dia ? Luna tak
melihatnya. Luna mulai mengingat kembali kejadian yang menimpanya sebelumnya.
Luna mencoba mengangkat
badannya, sepertinya dia ingin duduk, tapi dia merasakan ada masalah dengan
kakinya, berulang kali dia mencoba menggerakkannya tapi tak bisa. Menyadari
kakinya tak bisa di gerakan Luna menangis, dia tahu sesuatu telah terjadi
dengan kakinya.
Suasana menjadi hening,
semuanya menatap ke arah Luna dengan rasa iba.
“Mama, kaki Luna knapa?”
menatap mamanya.
Mama Luna terdiam, lalu
menghampiri Luna, mengusap-usap rambutnya, memeluknya erat dengan tangisan lalu
semuanya pun ikut menangis.
Dengan berat hati Kak
Dinda menjelaskan kepada Luna tentang kondisi kakinya.
Luna pun akhirnya harus
menerima kenyataan pahit ini. Kenyataan tentang kakinya yang tak lagi dapat
berfungsi. Luna mencoba ikhlas menghadapinya. Luna pun harus mengubur
dalam-dalam tentang cita-citanya yang adalah seorang atlit basket, juga
melupakan hobinya bersepeda dengan kedua sahabatnya setiap hari minggu di area
car freeday. Semua itu menyakitkan memang, tapi yang lebih membuat Luna sedih
adalah sosok Bima yang menghilang begitu saja, yang seharusnya berada di
sampingnya dalam kondisi seperti ini, rasanya lebih sakit dari kakinya yang
lumpuh, lebih sakit dari kehilangan chiko kucing kesayangan Luna yang mati
tertabrak motor, tapi tidak lebih sakit sewaktu Papa Luna meninggal karna
serangan jantung 3 tahun yang lalu.
***
Hari-hari Luna sudah tak
seceria dulu sejak kakinya lumpuh. Hatinya pun masih menyimpan luka karna kepergian
Bima. Luna mungkin tak menunjukkan kesedihannya di hadapan keluarga dan kedua
sahabatnya. Tapi setiap malam Luna slalu terbangun dari tidurnya dan menangis
saat dia mulai merindukan Bima. Meskipun Bima meninggalkannya, Luna pun tidak
berusaha mencari Bima karna bagi Luna jika memang Bima tulus mencintainya,
suatu hari nanti dia akan datang kembali dengan penyesalannya. Luna masih
sangat berharap pada Bima. Luna berpikir Bima meninggalkannya karna merasa
bersalah. Luna tidak pernah melupakan Bima meskipun Vika dan Lily memintanya
melupakannya.
21 Desember 2011
Hari ini adalah hari
ulang tahun Luna yang ke-21 dan tepat setahun juga kecelakaan itu terjadi.
Kecelakaan yang mengubah hidup Luna, kecelakaan yang membuat Luna melewati
hari-harinya di atas kursi roda, kecelakaan yang membuat Luna tidak bersemangat
lagi menyambut hari ulang tahunnya, juga yang membuat Luna sedikit membenci
bulan Desember.
“Happy birthday to you,
happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you “
Vika dan Lily mengagetkan Luna yang masih tertidur pulas, mereka kompak
memberikan surprise untuk sahabatnya itu.
Luna terbangun dengan
senyum di wajahnya, senyum yang jarang sekali terlihat. Ada rasa terharu atas
surprise dari kedua sahabatnya.
“Ayo tiup lilinnya lun!”
Vika menyodorkan mini tart yang di atasnya menyala lilin berangka 21 ke arah
Luna
“Eits, make a wish dulu
dong!” sahut Lily
Luna memejamkan matanya,
dalam hati dia berdoa “Tuhan, aku rindu Bima, aku ingin bertemu dengannya”.
Lalu Luna meniup lilinnya
“Thanks guys, you are
the best” Luna memeluk kedua sahabatnya
“Kamu minta kado apa lun
? mumpung kita lagi baik loh. Kali ini kadonya boleh request deh !” Vika
menyenggol lengan Luna dengan sikutnya
“Asal jangan yang mahal
aja lun” sahut Lily
Luna tersenyum
“Aku gak minta kado
apa-apa, aku cuman mau kalian nemenin aku pergi ke suatu tempat!”
“Kemana?” tanya Vika
“Danau teratai!”
Spontan Vika dan Lily
saling memandang, mereka tahu sekali danau itu adalah tempat kenangan Luna dan
Bima.
“Kita ke tempat lain aja
ya lun, ya ya ya ?” Lily membujuk Luna
Luna menggelengkan
kepala
Akhirnya mereka menuruti
permintaan Luna.
***
Sesampainya di danau
Vika dan Lily membiarkan
Luna bernostalgia, mereka berdua hanya mengamati Luna dari jarak 5 meter sambil
duduk di bawah pohon yang rindang.
Luna mendorong sendiri
kursi rodanya, mendekat ke tepi danau, memejamkan matanya, merentangkan kedua
tangannya, menghadapkan wajahnya ke arah langit, menghirup udara sekitar,
merasakan kembali aroma bunga teratai, lalu membuka matanya menikmati
pemandangan danau yang masih asri dengan airnya yang jernih, semua masih sama
seperti dulu, yang berbeda hanya kedatangan Luna yang tanpa seorang Bima di
sampingnya.
Kotak eskrim itu Luna
buka kembali, kotak eskrim yang Luna hias dengan stiker berbentuk hati juga
pita pink yang mengikatnya rapi, kotak eskrim yang dulu isinya adalah eskrim
strawberry yang Luna habiskan bersama Bima di tepi danau ini.
Perlahan Luna membuka
ikatan pitanya, satu persatu benda kecil yang ada di dalamnya dia amati, mulai
dari gantungan kunci berbentuk panda yang Bima berikan dulu, foto-foto bersama Bima, tiket-tiket
bioskop untuk setiap film yang pernah mereka tonton, sampai secarik kertas yang
dulu Bima pernah goreskan tulisan “I Love You Luna”
Luna mengingat kembali
setiap momen yang pernah dia lalui bersama Bima. Momen yang membuatnya
senyam-senyum sendiri. Dan yang paling berkesan adalah saat Luna dan Bima
mengayuh sepeda air sampai ke tengah danau.
“Aku sayang kamu Lun !” Bima mendaratkan kecupan di kening
Luna
“Aku juga” Luna tersipu malu
“Aku mau kita sama-sama kayak gini terus, sampai tua, sampai
mati Lun” Bima menggenggam erat tangan Luna
Luna serasa terbang ke awan saat itu juga
Luna mulai meneteskan
air mata, meskipun dia segera menghapusnya karna tidak ingin kedua sahabatnya
melihat kesedihannya. Luna sadar semua hanya kenangan yang tak mungkin bisa
kembali.
Lalu tak lama kemudian
Luna terkejut melihat seorang cowok yang mirip sekali dengan seseorang yang
selalu Luna rindukan, juga seseorang yang membuatnya galau setiap malam, iya
dia mirip Bima, cowok itu berjalan ke arah dermaga, tidak, mereka tidak hanya
mirip, tapi cowok itu memang benar Bima.
Spontan Luna
mengucek-ucek matanya
“Aaaaww” Luna menjerit
lirih setelah mencubit pipinya sendiri
Luna sadar ternyata ini
bukan mimpi
Luna berusaha mendorong
kursi rodanya sekuat tenaga, dia ingin mengejar Bima, menemuinya, memeluknya
dan mengatakan “Aku kangen kamu”
Vika dan Lily pun
mengikuti Luna dari belakang, merekapun menyadari Luna melihat sosok Bima.
Tapi belum sempat Luna
menghampiri Bima, Luna menghentikan kursi rodanya. Luna melihat di sana seorang
cewek tiba-tiba menggandeng tangan Bima. Menyadari Bima tidak datang sendirian,
melainkan bersama seorang cewek tapi bukan dirinya, hati Luna seperti di tusuk
pisau yang tajam. Bagaimana bisa cowok yang sangat dia cintai secepat itu
melupakannya, sementara selama ini Luna selalu merindukannya.
Bima dan cewek itu pun
menaiki sepeda air persis seperti apa yang Luna dan Bima juga lakukan sewaktu
mereka datang ke danau ini dulu. Mungkin di tengah danau Bima juga menjanjikan
hal yang sama ke cewek itu. Tapi Luna sudah tidak mau tahu lagi.
Luna hanya mengamati
mereka dari kejauhan. Sampai akhirnya Bima dan cewek itu turun dari sepeda air
dan lewat di hadapannya. Menyadari keberadaan Luna, Bima hanya terdiam
seolah-olah tidak pernah mengenal Luna. Lalu pergi begitu saja sambil merangkul
cewek itu. Hati Luna semakin teriris melihat sikap Bima yang cuek ketika
melihatnya.
“Kamu gak papa Lun?”
Lily bertanya khawatir
Luna menggelengkan
kepala dan berusaha tetap tersenyum meski air mata menetes di pipinya tanpa dia
sadari
“Aku samperin Bima ya ?
Biar aku kasih pelajaran dia!” Vika melangkah maju, ingin sekali dia menonjok
muka Bima yang sok innocent itu
Tapi Luna menarik tangan
Vika, mencegahnya
“Jangaaaan..!” teriak
Luna lirih
“Tapi dia itu kelewatan
Lun” tegas Lily
“Udah, biarin aja ! aku
gak papa kok. Kita pulang yuk !” ajak Luna seolah-olah dia baik-baik saja
Lalu mereka bertiga
segera pulang.
Luna memang selalu
seperti itu, sembunyi di balik senyum palsunya. Meskipun sebenarnya hatinya
menangis. Mungkin dalam hati Luna ingin berteriak “Tuhan, rangkul aku di saat
seperti ini!”. Secepat itu Tuhan mengabulkan do’anya agar di pertemukan dengan
Bima, tapi juga secepat itu hatinya luka untuk kedua kalinya karna orang yang
sama. Luna menyadari Tuhan begitu baik, begitu menyayanginya. Tuhan pun
menunjukkan siapa Bima sebenarnya, cowok brengsek yang tidak pantas lagi untuk
di rindukan. Luna tak lagi mau membuang waktunya untuk memikirkan Bima, cowok
yang hanya memberi janji palsu, yang meninggalkannya begitu saja. Mungkin hati
Luna belum sepenuhnya sanggup menerima setiap coba’an ini. Tapi Luna percaya
setiap cobaan adalah kekecewaan di awal yang akan Tuhan gantikan dengan
kebahagiaan suatu hari nanti. Luna yakin ini adalah kado terindah Tuhan di hari
ulang tahunnya, setidaknya dia tahu Bima bukan yang terbaik untukknya dan Luna
tidak ingin lagi membenci bulan Desember.
THE END ..
Rabu, 24 Oktober 2012
REMEMBER
It's nice when someone remembers small details about you, not because you keep reminding them, but because they actually care ..
SOMEDAY
Someday you'll forget the closeness we have and the jokes we've shared ..
You'll meet someone who can get along with you more than i can ..
But what i hope is that someday you'll realize that i'm someone who has touched your life ..
You'll meet someone who can get along with you more than i can ..
But what i hope is that someday you'll realize that i'm someone who has touched your life ..
"BE YOURSELF IS BETTER"
Saat kamu suka atau mengagumi seseorang, pasti kamu juga akan berusaha menyukai apa yg dia suka
Seperti ini misalnya :
> Kamu yg sebenarnya suka musik jazz mendadak suka musik rock hanya karna orang yg kamu suka menyukainya
> Kamu juga mendadak demam bola, bahkan menyukai tim bola favoritnya sampai-sampai kamu rela begadang semalaman hanya untuk menonton pertandingannya
> Atau kamu juga sangat giat mempelajari ilmu fotografi hanya karna dia hobi sekali motret
> Dan kamu selalu mencari tahu segala sesuatu yg dia suka
Tapi ingat, jangan berlebihan !
Cukuplah kamu menyukai apa yg dia suka hanya untuk berbagi cerita dengannya
Jangan sampai kamu kehilangan jati diri karna itu
Be yourself is better ;)
Seperti ini misalnya :
> Kamu yg sebenarnya suka musik jazz mendadak suka musik rock hanya karna orang yg kamu suka menyukainya
> Kamu juga mendadak demam bola, bahkan menyukai tim bola favoritnya sampai-sampai kamu rela begadang semalaman hanya untuk menonton pertandingannya
> Atau kamu juga sangat giat mempelajari ilmu fotografi hanya karna dia hobi sekali motret
> Dan kamu selalu mencari tahu segala sesuatu yg dia suka
Tapi ingat, jangan berlebihan !
Cukuplah kamu menyukai apa yg dia suka hanya untuk berbagi cerita dengannya
Jangan sampai kamu kehilangan jati diri karna itu
Be yourself is better ;)
Jumat, 19 Oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)