Senin, 26 Mei 2014

Pagi dari Balik Jendela

Aku menatap pagi dari jendela rumahku
Menyaksikan langit yang birunya memudar
Mengamati kapas-kapas yang berterbangan : barisan awan yang bergeser seolah bergegas pulang, entah kemana
Lalu sejenak aku berpikir, menyimpulkan satu hal, mungkin sebagian orang di kehidupan kita seperti awan yang datang dan pergi
Seperti awan yang tak bisa kau tebak kapan datangnya & tak bisa kau cegah kepergiannya.
Ya, akan slalu ada orang-orang seperti itu di hidup kita.
Orang-orang yang hanya singgah sebentar saja.
Dan beruntunglah jika kita menemukan langit, orang-orang yang tidak pernah pergi meninggalkan kita, karena langit tak pernah terbawa angin, ia hanya berubah warna, ia tetap ada di sana, kita bisa menemukannya hanya dengan menatapnya saja, tak perlu takut kehilangan karena langit selalu setia, ia tetap ada meski terkadang kita enggan menatapnya.

27 Mei 2014

3 komentar:

  1. Syukur atas langit semesta yg tidak pernah berhenti menyayangi manusia dalam kewenang-wenangannya :)

    Mampir kerumahku juga ya :) asiqurrahman.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Tapi tanpa awan.. langit tidak akan indah kan? Awan dan langit membuat angkasa menjadi indah dan tidak membosankan. Heheheh
    Main ke blog ku ya.. ditunggu..

    BalasHapus
  3. Mega-mega di atas sana, juga bersuka melihat kita yang selalu bersyukur atas kuasa sang pencipta....

    BalasHapus