Kepada :
Yang terindah
Dimanapun berada
Hai, apa kabar kamu ? Kamu yang dulu jadi penyemangatku, kamu yang bisa membuatku tersenyum sekaligus menangis, kamu yang nyebelin tapi ngangenin, kamu yang mengetuk pintu hati, kamu yang kupersilahkan masuk tapi singgah sebentar saja, kamu yang pernah mengisi hari-hariku dan kamu yang terindah yang pernah ada. Semoga kamu baik-baik saja. Meskipun tidak demikian denganku, karena aku masih saja sendiri, masih berjalan di tempat. Sementara kamu sudah berjalan jauh meninggalkanku. Entahlah, mungkin aku takut melangkah atau mungkin aku tak rela mengusirmu pergi dari pikiranku, tak tega mendorongmu keluar dari hatiku.
Dengan datangnya surat ini, aku ingin memberitahumu bahwa ada seseorang yang setiap hari memikirkanmu bahkan setiap pagi ketika bangun tidur. Seseorang yang mengingatmu saat sendirian. Seseorang yang menahan air matanya karena sangat merindukanmu. Seseorang yang terlambat tidur karena menunggumu mengucapkan selamat malam. Seseorang yang tak bisa membencimu sekalipun pernah kamu sakiti. Seseorang yang dulu tak bisa menahanmu untuk tetap tinggal. Dan seseorang itu adalah aku. Aku yang ingin kamu dan aku menjadi kita lagi karena hatiku masih saja meneriakkan namamu karena hanya kamu yang paling memahamiku. Bersamamu aku menjadi diri sendiri, si pendiam yang banyak bicara. Kamu adalah tempat ternyaman untukku membagi cerita. Tapi aku sadar itu semua mustahil karena kamu sudah menjauh, berjalan di depanku tanpa menoleh ke belakang lagi. Kamu tak pernah datang memperjuangkanku lagi. Dan aku memang harus tahu diri. Mungkin Tuhan meletakkan kisah kita di lembaran paling tengah dalam buku takdir yang bisa dengan mudah Dia merobeknya. Aku harus belajar melupakanmu meskipun itu tidak mudah karena terlalu banyak kenangan indah yang pernah kita ukir bersama. Aku menyadari bahwa yang terindah tak selalu jadi yang terbaik. Mungkin semua ini memang rencana terbaik Tuhan untuk kita. Setidaknya darimu aku belajar satu hal bahwa cinta memang tidak harus memiliki. Cinta harus rela melepaskan. Dan aku pun akan melepasmu pergi.
Sudah dulu ya, mungkin itu saja yang ingin aku beritahukan. Lega sekali bisa menyampaikan apa yang kurasakan selama ini. Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca surat ini. Ku do'akan semoga kamu bahagia. Do'akan juga semoga aku bisa bahagia sepertimu. Sekali lagi terima kasih !
Salam manis,
Aku yang merindukanmu
*tulisan ini diikutsertakan untuk lomba
#suratuntukruth novel bernard batubara
@gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar